Terpikir. Mengapa Dia mengirimmu kembali. Saat aku sudah baik-baik saja.
Saat langkahku telah jauh meninggalkan masa kita. Masa yang tahun-tahun
setelahnya begitu sulit ku hapus dari ingatan. Meski aku berhasil
melewatin...ya,
masa itu tetap membekas. Seperti halnya bila kau terjatuh, mungkin
darah tak lagi menetes. Juga sakit tak lagi terasa. Tapi bekas luka itu
akan tetap ada. Mengingatkanmu selalu : Bahwa kamu pernah jatuh.
Begitupun kisah kita. Iapun juga membekas. Di hatiku.
Lalu,
kehadiranmu seperti membuka luka lama. Kembali sakit. Tapi, hanya itukah
alasan-Nya mengirimmu kembali untukku ? Untuk sebuah rasa sakit ? Dia
Maha Penyayang. Sakit bukanlah tujuan-Nya. Sakit hanyalah jalan-Nya agar
aku belajar sesuatu. Bukankah begitu hidup ? Selama kehidupan masih
diberikan-Nya selalu ada alasan untuk belajar. Dari apapun. Dari
siapapun. Termasuk juga belajar dari rasa sakit karena kehadiranmu
kembali.
Sakit yang hadir kembali, mungkin menunjukkan bahwa
sejatinya aku belum sepenuhnya mampu berdamai dengan masa lalu kita. Tak
mudah memang. Butuh hati yang besar. Butuh hati yang luas untuk
mema'afkan. Mungkin aku harus mencontoh langit. Betapapun badai
menghitamkan dirinya, tapi langit selalu mampu kembali membening.
Kehadiranmu mungkin adalah cara-Nya mengajariku untuk berdamai dengan
masa lalu. Mengajariku bagaimana mema'afkan yang sebenarnya. Mengajariku
untuk ikhlas. Mengajariku tentang ketulusan. Yah, aku yakin itu.
Heiii, kau... Aku tak keberatan kau hadir kembali dalam hidupku. Bantu
aku mengenyahkan "si sakit hati" dari jiwaku. Ia yang menyebabkanku
jalan di tempat. Terikat dengan masa lalu. Membuatku sulit menghadirkan
keikhlasan dalam diriku. Bantu aku berdamai dengan masa lalu kita. Bahwa
segalanya yang lalu telah berakhir. Bahwa aku kini memiliki kehidupan
yang jauh lebih indah.
Mungkin aku belum sepenuhnya mampu berdamai dengan masa lalu itu. Tapi aku akan mencoba. Janji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar